Pejuang
Ketika fajar telah menunjukan keberadaannya dan sinar berwarna jingga
menghiasi indahnya cakrawala dipagi hari. Ayam pun berkokok dengan lantangnya membangunkan
orang – orang . semua orang bergegas bersiap - siap untuk beraktivitas. Begitu juga seorang pengusaha
dalam bidang pertanian dan pertokoan. Sebut saja Maman, dia seorang sarjana fakultas
pertanian. Berbagai bibit ungul dan tanaman bekualitas tinggi berhasil dia
ciptakan, tak sia – sia Maman bergelar sarjana pertanian. Kemampuan dalam
menggabungkan berbagai varietas tanaman sangatlah ia kuasai. Tak semulus yang
dibayangkan, kegagalan tak sedikit ia jumpai. Tetapi berbagai kegagalan yang ia
alami tak membuatnya patah semangat sama sekali, bahkan semakin membuatnya
bersemangat. Maman mempunyai prinsip kegagalan merupakan batu loncatan yang
akan mengantarkan pada kesuksesan.
Usahanya yang sekarang sudah besar dan sukses merupakan buah
dari apa yang telah dia perjuangkan dimasa lalu. Tak mudah menjadi seorang
pengusaha, banyak rintangan dan tantangan untuk menjalankannya. Apalagi diera
masa kini, persaingan pasar sangatlah ketat. Banyak barang import di sana sini
dengan harga murah dan berkualitas. Tapi Maman tak mau menyerah begitu saja
menghadapi semua itu, berbekal ilmu yang dia miliki dia terus berinovasi
menghasilkan produk – produk berkualitas.
Maman
memulai bisnis pertanian ini berawal dari ikut kakeknya yang bekerja sebagai
petani. Dia melihat hasil panen kakeknya sangatlah belum maksimal, banyak
limbah pertanian yang mungkin masih dapat dimanfaatkan dibuang begitu saja
malah terkadang dibakar ditengah sawah yang dapat mengakibatkan tanah berkurang
kesuburannya. “Kek kenapa semua limbah pertanian itu dibakar begitu saja ?”
tanyanya dengan penasaran. “Buat apa lagian itu semua tak ada gunanya lagi”
jawab kakeknya. “Seperti itukah pikiran orang – orang desa yang tak ingin
membuat perubahan ?” Maman berkata dalam hati. Suatu hari dia berjalan – jalan
berkeliling desa dengan sepeda yang telah tua dan antik, maman melihat banyak
sekali sumber daya alam yang dimiliki oleh daerahnya. Tapi sayang semua itu
belum dimanfaatkan secara maksimal.“Ketika aku lulus SMA nanti aku ingin kuliah
jurusan pertaian di UGM dengan ilmu yang aku dapatkan aku akan membuat sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat” Katanya dalam hati saat berkeliling desa.
Waktu terus berjalan sampai akhirnya Maman lulus
fakultas pertanian di UGM. Karena
kepintarannya dia langsung ditawari kontrak
kerja menjadi pengawas dan peneliti di tanaman perkebunan dan pertanian di
daerah Tasikmalaya Jawa Barat selama 5 tahun . “Ini adalah kesempatan besar
untuk saya, selama aku bekerja aku akan
menabung gajiku dan kujadikan investasi di masa depan” Katanya dengan sangat
bangga dan yakin. Selama ia bekerja ia selalu hidup sederhana dan tak
menghambur – hamburkan uang yang ia dapat. Menyelam sambil minum, melakukan dua
aktivitas bersamaan. Itulah yang dilakukan Maman, sambil bekerja ia pun sambil
belajar caranya memanagemen suatu instansi dan belajar berbagai ilmu yang
mungkin berguna baginya ketika ia menjadi pengusaha. Tak terasa 5 tahun telah
berlalu kontraknyapun telah habis dan ia kembali ke desanya di Desa Pejogol
Kec. Cilongok Banyumas untuk mulai merintis usahanya yang telah ia impi –
impikan sejak dulu.
“Inilah
saatnya aku membuktikan pada dunia akan kemampuan yang aku miliki, pertama aku
harus mengajak temanku Si Paiman dia mempunyai potensi yang sangat besar jika
dia diajak berkerja sama denganku” Maman berkata dalam hatinya. Tak lama
kemudian Maman menemui Paiman dengan tujuan mengajak kerjasama. “Paiman apa pekerjaanmu
saat ini ?” Tanya Maman pada Paiman. “Lagi nganggur nich, aku masih bingung mau
cari kerjaan di man .” jawab Paiman dengan
lantang dan tegas. “Oooh kalau begitu bagaimana jika kamu ikut saya saja,
merintis usaha pertanian di pedesaan dan mengembangkan tanaman menjadi tanaman
yang unggulan ?” Maman menawarkan kerjasama pada Paiman. “Tapi.... di mana kita
akan merintis usaha kita nanti dan bagaimana kita mengawalinya ?” Jawab Paiman
dengan ragu – ragu. “Kita merintis usaha di tempat saya, di sana masih banyak
SDA yang kurang dimafaatkan dan SDM-nya pun masih kurang dalam mengelola hasil
pertanian” Maman menjawab dengan lantang dan yakin akan keberhasilan
rencananya.
3
bulan kemudian Maman dan Paiman tiba di kampung halaman Maman di Desa Pejogol
Kec. Cilongok Banyumas dan memulai usahanya dengan mengadakan berbagai
percobaan dengan menggabungkan beberapa varietas unggul untuk menghasilkan tanaman
yang lebih berkualitas. Tak hanya itu mereka juga mengadakan sosialisasi kepada
masyarakat tentang berbagai macam cara untuk mengolah sisa hasil pertanian untuk
diolah menjadi barang yang ekonomis dan dapat dimanfaatkan kembali. Tapi usaha
mereka tak semulus yang dibayangkan, usahanya
untuk meyakinkan para petani akan teknologi pertanian dan rencananya untuk
mengembangkan bibit unggul tak semudah membalikan telapak tangan, tak sedikit
orang yang pesimis akan rencananya bahka tak sedikit
yang mengejeknya. Semua ujian dan rintangan yang dialami oleh Maman dan Paiman
tak membuat mereka patah semangat, bahkan mereka semakin bersemangat untuk
melakukan berbagai penelitian. “Pada saatnya mereka pasti akan meyesal telah
meremehkan kita” Kata Paiman pada Maman dengan sangat meyakinkan .
Dengan modal hasil panen mereka, mereka membuat sebuah toko peralatan pertanian.
Walaupun kecil tapi hasilnya lumayan dapat digunakan untuk keperluan sehari –
hari. Perjuangan mereka setelah bertahun – tahun akhirnya dapat
sedikit menemukan titik terang mereka menemukan varietas tanaman duren. Dengan
menggabungkan beberapa durian yang unggul dan memiliki kelebihan masing –
masing, Paiman dan Maman berhasil menggabungkan beberapa kelebihan tanaman
duren yang digabungkan menjadi satu. Hari demi hari minggu demi minggu mereka
lalui bersama dan sedikit demi sedikit tapi pasti, usaha mereka terus
berkembang dan menjadi besar. Toko yang dulu kecil kini menjadi besar dan
menampung berbagai barang – barang dari hasil pertaniannya, berbagai macam buah
dan kebutuhan pangan semua ada di toko mereka. Dulu mereka dicaci dan diragukan
akan kemampuan mereka, tapi sekarang mereka dipuji – puji atas keberhasilannya
dan tak sedikit orang yang ingin belajar caranya membudidayakan tanaman. Keberhasilan
yang mereka capai bukan hanya untuk diri mereka sediri tetapi keberhasilan mereka
memberi manfaat pada orang lain. Dengan keberhasilan mereka, lapangan pekerjaan
pun terbuka
lebar. Kegigihan dan keuletan pasti
akan membawa seseorang pada keberhasilan. Usaha berbanding lurus dengan hasil
yang dicapai.
by : Andrian Izza Prayudhi




0 komentar:
Posting Komentar